Kinerja emiten ritel masih akan tumbuh positif. performa emiten ritel berbasis barang konsumsi memiliki ruang pertumbuhan yang sangat baik dalam jangka panjang. pertumbuhan tersebut antara lain didukung oleh jumlah penduduk indonesia yang besar, terbesar ke 4 didunia, serta daya beli masyarakat yang terus tumbuh. jumlah penduduk indonesia sekarang ini mendekati 240 juta jiwa dan merupakan pasar konsumsi yang sangat besar. Kinerja saham ritel masih berada pada jalur pertumbuhan positif. pendapatan per kapita masyarakat indonesia yang tumbuh 13,65% menajdi Rp 30,8 juta pada 2011 dari Rp 27,1 juta di 2010 akan mendorong banyaknya permintaan.
meningkatkan pendapatan perkapita yang melampaui laju inflasi juga menciptakan daya beli yang kuat di masyarakat. mengutib dari BPS, pendaptan perkatpi masyarakat indonesia pada 2011 mencapai US$ 3.542 atau naik 32% dibandingkan dengan pendapatan perkapita pada tahun 2010. hal tersebut mendorong jumlah masyarakat menengah indonesia terus meningkat dan mencapai 57% dari jumlah penduduk saat ini. faktor pendorong tumbuhnya pasar ritel di indonesia lainnya adalah tren urbanisasi yang mengubah pola konsumsi masyarakat kepada pasar ritel modern dibandingkan dengan pasar tradisional. pertumbuhan psar ritel yang besar di indonesia turut mendorong retailer lokal untuk mengembangkan merek produk sendiri, bukan merek produk principal, untuk didistribusikan melalui jaringan ritel yang mereka miliki.
selama 2011, saham-saham ritel barang konsumsi, seprti PT Hero Supermarket Tbk, PT Mitra Adiperkasa Tbk, PT Ace Harware Indonesia Tbk (ACES), PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) dan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) mencatat kenaikan harga yang tinggi pada 2011, ditopang oleh pertumbuhan laba bersih. kelima emiten ritel tersebut mencatat kenaikan harga natara 10%-155%, dengan laba bersih yang naik dari 6% - 79% pada 2011. Pemain besar di sektor ritel, seperti Ace Hardware Indonesia dan Ramayana Lestari Sentosa menunjukkan pertumbuhan yang positif. laba bersih Ace Harware naik 66,5% menjadi Rp 279,5 milir di 2011 dari Rp 167,67 miliar di 2010. Ramayana juga mncatat kenaikan laba bersih sebesar 6,44% menjadi Rp 377,59 miliar di 2011 dari Rp 354,75 miliar di tahun sebelumnya.
jika perekonomian indonesia berjalan sesuai dengan target dan semua sektor, tidak hanya ritel saja dapat tumbuh dengan baik, maka masyarakat pasti akan menyisihkan uang uang belanjanya. akan tetapi dia mengingatkan kenaiakn harga minyak mentah di pasar internasional dan rencana kenaikan bahan bakar minyak bersubsidi kedepan, berpotensi menurunkan daya beli masyaarakat.
Artikel yang Anda Cari:
0 komentar:
Posting Komentar