Bank sentral india rupanya melandasi kebijakan tersebut dengan sebuah imbas yang datang dari laporan bahwa tingkat inflasi di india bulan maret mencapai 6,80%. Tingkat inflasi yang tinggi tersebut bahwa sebelumnya mendorong spekulasi bahwa Bank Sentral India diharapkan menahan suku bunga acuan di level 8,5% gunam menjaga tingkat suku bunga riil. menurut Gubernur Bank Sentral India, Duwuri Subbarao, kebijakan tersebut telah melalui pertimbangan yang kuat sebelumnya. ia beserta dengan pemerintah india telah sepakat untuk terus meningkatkan performa perekonomian di sekto riil dengan menawarkan suku bunga yang bersahabat bagi apra kreditur.
Mengangkap GDP
Banyak kalangan ekonomi menilai kebijakan India tersebut bertujuan mengontrol pertumbuhan ekonomi yang pada kuartal pertama tahun ini mengalami kemorosotan ke level 7,3%. Imbas dari pelemahan ekonomi yang terjadi di Eropa yang notabene sebagai tujuan ekpor utama produk - produk barang jadi maupun barang setengan jadi dari india membuat perekonomian india mengalmai perlambatan seperti yang terjadi pada China. selain hal tersebut, imbas dari melonjaknya harga minyak mentah selama periode tersebut juga memberatkan bahwa biaya produksi pada sektor industri.
Pernyataan yang lain dan lebih menenangkan datang dari menteri keuangan India, Pranab Mukherjee pada hari ini yang menyatakan bahwa pemerintah akan bekerja keras menjaga performa perekonomian dalam negeri. kebijakan penurunan tingkat suku bunga merupakan realisasi dari kebijkaan pro sektor riil yang mendominasi pereknomian India saat ini. sentiment bisnis dan investasi diperkirakan akan tertolong dengan adanya kebijakan tersebut.
Mukherjee jgua merasa optimis bahwa dengan kebijakan penurunan tingkat suku bunga akan memberikan dampak yang positif bagi sektor moneter dan perbankan India. selain menurunkan tingkat suku bunga, Bank Sentral India juga mengeluarkan kebijakan uang yang ketat. hal tersebut terkait dengan melemahnya nilai tukar rupee terhadap dollar AS akhir-akhir ini. untuk menekan laju inflasi, pemerintah India akan terus melakukan kebijakan bantuan berupa subsidi bagi rakyat miskin dan menjaga uang beredar.
Pernyataan yang cenderung berlawanan datang dari Jahangir Aziz, ekonom dari JPMorgan Chase & Co yang menyatakan bahwa kebijakan penurunan suku bunga yang dilakukan Bank Sentral India memiliki resiko tersendiri bagi sektor perbankan. kecilnya suku bunga riil memberikan sebuah kondisi yang tidak menguntungkan bagi para nasabah bank dan juga mutual fund yang menanamkan investasinya pada bunga deposito. selain itu, dalam jangka pendek, jumlah kredit akan mengalami kenaikan dan membutuhkan control dari pemerintah supaya mencegah terjadinya kredit macet.
0 komentar:
Posting Komentar