Tekanan inflasi bisa disebut sebagai musuh nomer satu bagi pasar keuangan. mengapa? hal ini disebabkan karena inflasi akan meredupkan nilai obligasi. menekan harga saham dan mendongkrak tingkat suku bunga bank ke level yang lebih tinggi. ketika mencermati tingkat inflasi berjalan, perhatian semua orang akan tertuju pada data producer price index (PPI), yang berfungsi mengkur perubahan harga dari pihak produsen dan pedagang. perubahan harga dalam PPI adalah jumlah uang yang harus dibayarkan untuk membiayai proses pembuatan barang jadi. PPI bukan nilai rata-rata (indeks) dari keseluruhan peruahan harga produksi. perhitungannya mencakup nilai rata-rata dari 3 tahapan produksi, yaitu: barang mentah, barang setengah jadi dan barang jadi.
- PPI Crude Goods, Indeks barang mentah mencakup biaya bahan baku sejak proses produksi pertama kali dimulai. di dkalamnya meliputi bahan pokok makanan seperti gandum, sapi, kedelai dan sebagainya serta bahan pokok mentah non pangan seperti batubara, minyak mentah, pasir, kayu dan lain-lain. perubahan harga komoditas umumnya dipengaruhi oleh perubahan volume pasokan, yang bisa disebabkan oleh beberapa faktor antara lain musim kekeringan, penyakit hewan dan dinamika geopolitik. jika terjadi lonjakan harga pada tahap awal ini, maka efeknya akan berlanjut pada tahapan selanjutnya.
- PPI Intermediate Goods, Indeks barang setengah jadi mencerminkan biaya dalam pengolahan suatu komoiditas pada proses transisi sebelum menjadi produk akhir. di dalamnya termasuk produk seperti tepung, pakan ternak tertentu, kertas, susku cadang mobil, kulit, kain dan barang kelas setengah jadi lainnya. sekali lagi, perubahan harga yang terjadi di sini juga akan mempengaruhi biaya pada tahapan berikutnya.
- PPI Finished Goods, Indeks barang jadi adalah hasil perhitungan yang paling dicermati dalam setiap laporang PPI keseluruhan. komponennya adalah produk yang berbentuk jadi dan siap dipasrkan seperti pakaian, mebel, mobil, daging, bensin dan bahan bakar minyak. inflasi pada tahapan ini akan dianggap serius karena setiap produk akhir yang diecer dan dibayar oleh pembeli dapat mempengarui harga-harga berbagai barang di tingkat konsumen. sebagai tambahan, komunitas investasi juga mempelajari satu komponen penting dalam data PPI yang dikenal sebagai core-PPI. PPI inti tidak memasukkan kategori makanan dan energi karena angka inflasi rentan mendapatkan distorsi secara cepat dari perubahan pola cuaca maupun gangguan suplay minyak, meski Core PPI bisa dikatakan lebih akurat untuk mengukur angka inflasi, peran dari komponen makanan dan energi tidak boleh diabaikan begitu saja. karena dalam proses perhitungan dan proseksi pertumbuhan ekonomi suatu negara, perubahan inflasi dari bulan ke bulan terhadap jumlah makanan dan energi yang dikonsumsi juga harus dicermati. dengan demikian, core PPI dapat berfungsi sebagai proxy laju inflasi untuk jangka pendek, sedangkan PPI total berperan dalam menentukan perilaku harga konsumen dalam jangka panjang.
Dampak terhadap Pasar
- Obligasi, PPI barangkali bukan indikator utama yang idela untuk melihat perilaku harga konsumen, tetapi sesungguhnya perubahan angka PPI bisa mempengaruhi reaksi pelaku pasar obligasi. terhadap dua alasan yang melatarbelakangi hal ini, pertama: indikator ekonomi yang dirilis pemerintah setiap bulannya ini bisa menjadi faktor intuitif bagi investor fixed income. mereka yakin bahwa tingginya angka PPI akan mempengaruhi inflasi harga konsumen untuk bergerak lebih tinggi di masa depan. kedua, jika pada data PPI terdeteksi adanya kenaikan harga dalam perekonomian, maka harga obligasi akan tertekan di masa depan dan memicu perubahan atau terjadi penurunan angka PPI, maka hal ini dipandang baik oleh pemegang obligasi karena menunjukkan tidak adanya masalah inflasi.
- Saham, Secara umum, bursa ekuitas juga merespon tinggi hasil data PPI layaknya pasar obligasi. lonjakan angka PPI berarti bahwa biaya produksi perusahaan itu sendiri rawan terkikis dan turut membahayakan nilai deviden. disisi lain, sebagian investor saham berpendapat memungkinkan produsen untuk menambha biaya produksi demi penginkatan angak pendapatan. satu hal penting yang harus dimengerti adalah biasanya tekanan kenaikan inflasi cenderung berdampak negatif ketimbang memberi efek posisif bagi pasasr saham.
- Pasar valuta, Kenaikan angka PPI sulit diterima oleh trader pasar valuta asing. biasanya keuntungan dari trnasksi mata uang didaptkan dari inflasi normal karena sifatnya mendorong kenaikan sukuk bungan untuk jangka pendek. dalam satu kasus di amerika serikat, lonjakan inflasi tidak terduga justru bisa menyakiti dollar karena akan membahayakan pertumbuhan ekonomi sehingga membuat bangk senral bersifat lebih agresif dalam mengintervensi pasar. pada umumnya jika kenaikan infalsi dipandang normal dan bertahap dengan disertai program pengetatan kebijkana moneter, kemungkinan besar nilai mata uangnya akan terapresiasi.
Artikel yang Anda Cari:
0 komentar:
Posting Komentar