Ternyata hal tersebut tidak benar juga, meskipun jika dilihat dari nama, Jim Yong Kim adalah orang korea, dan memang benar ia lahir di Korea, akan tetapi Kim saat ini adalah warga negara AS. pria berumur 52 tahun tersebut merupakan Rektor Universitas Dartmouth dan sekaligus adalah orang keturunan Asia pertama yang memegang tampuk kepemimpinan di Bank Dunia. hal ini nampak pasti bahwa cengkeraman AS dalam lobi-lobi pemilihan presiden Bank Dunia masih mendominasi.
Kim merupakan lulusan fakultas kedokteran Harvard. ia merupakan spesialis HIV/AIDS dengan Phd di bidang Antropologi. dipilihnya kim mendobrak pakem yang biasanya selalu mendatangakn presiden Bank Dunia dari sektor keuangan atau pemerintahan. Kim lahir di Korea dan tumbuh besar di Amerika Serikat dan telah berjanji untuk menjembatani antara negara maju dan berkembang. Bank Dunia sendiri adalah lembaga keuangan Internasional yang focus pada penanggulangan kemiskinan global. Tahun lalu saja, lembaga ini menyalurkan 57 miliar dollar dalam proyek-proyek pembangunan infrastruktur di negara berkembang.
Dukungan Mexico dan Rusia
Kim sendiri memperoleh dukungan yang penuh dari Rusia dan meksiko dalam pencalonannya. seblum ia resmi terpilih, Kim harus melawan dua orang kandidat dari Nigeria dan Kolombia. Menteri keuangan Nigeria Ngozi Okonjo Iweala menerima dukungan dari Brazil, sedangkan Calon dari Kolombia, mantan Menkeu Jose Antonia Ocampo akhrinya mengundurkan diri dan memberikan dukungan pada Okonjo-Iweala. akan tetapi dengan dukungan yang juga datang dari jepang, korea dan kanada, Kim akhirnya berhasil meraih kursi Presiden Bank Dunia periode mendatang.
Kegagaln aliansi negara berkembang untuk maju mendukung calon dari negara berkembang mengingatkan ktia kembali pada pertarungan memperebutkan kursi direktur IMF pada bulan juni kemarin. pada saat itu Gubernur Bank Sentral Meksiko, Agustin Carstens kalah dari Menkeu Perancis Christine Lagarde. Proses pemilihan Kim sebagai presiden sendiri juga memperoleh kritik dari petinggi negara berkembang. Menkeu Afrika selatan Pravin Gordhan yang negaranya ikut mendukung okonjo-Iweala, hari ini menyatakan bahwa proses pemilihan yang terjadi tidak transparan.
Salah satu hal yang menjadi sorotan adalah kurangnya pengalaman Kim dalam bidan kebijakan ekonomi atau pasar keuangan. Hal ini dinilai menurunkan kapasitasnya yang memimpin sebuah lembaga yang memiliki ekspertise yang luas mulai dari infrastrutur hingga penanggulangan perubahan iklim global.
Nancy Birdsall, Presiden Center for Global Development dan mantan pegawai Bank Dunia menilai bahwa kekawatiran akan kurangnya pengalmaan tersebut sangat wajar. pasalnya meskipun Kim pasti bisa cepat belajar dan akan dikelilingi orang yagn ahli di Bank dunia, akan tetapi ia membutuhkan waktu untuk hal itu.
dan saat ini tantangan yang terbesar bagi Kim adalah bagaimanna makin merangkul negara-negara seperti China, India, Rusia dan Brzil untuk berkontribusi lebih besar melalui Bank Dunia. Kim sendiri menegaskan bahwa dirinya akan menjalankan Bank Dunia agar mampu menjadi lembaga yang dapat merespon dengan efektif kebutuhan dari klien dan donornya yang beragam.
0 komentar:
Posting Komentar